Saturday, January 31, 2009

Film Pendek Berikutnya

Setelah in3cities yang cukup sukses, tahun ini saya berencana untuk membuat lagi film pendek yang lain. Jika in3cities agak miskin dalam segi keindahan gambar karena sepenuhnya handheld, kali ini mungkin semua adegan akan diambil dengan tripod dan dolly (yang sebetulnya hanya roda untuk tripod, bukan dolly track seperti dalam pembuatan film 'sungguhan') pemberian teman.

Antara Satu dengan yang Lain dan anoiF mempunyai bentuk yang sedikit eksperimental, dan saya ingin film yang berikut ini mempunyai pesan yang dalam seperti in3cities, namun mempunyai sisi eksperimental juga seperti dua film tersebut, meski tidak mesti dalam bentuk alur yang tidak linear.

Pembuatan film resmi dimulai tanggal 16 Januari 2009, dengan sebuah rapat pertama dengan kolaborator lama saya. Dalam pertemuan di FAB Cafe, Gramedia, Grand Indonesia itu kami memutuskan tema yang akan kami angkat dan juga style film.

Saya belum bisa berbicara banyak tentang proyek ini karena masih sangat mungkin untuk berubah seiring dengan perkembangan cerita dan tergantung apa yang terlintas di kepala kami nantinya.

Tentunya kami ingin film berikut ini lebih baik lagi dari film-film sebelumnya, dan agar ditonton lebih banyak orang lagi. Dan mudah-mudahan film kali ini tidak hanya dapat ditonton lewat Youtube atau Festival Film Pendek Konfiden saja.

Mungkin rilis DVD?
Amin!

Thursday, January 15, 2009

Lagi Happening: Punya NPWP

Sekitar setahun yang lalu, saya pernah menulis tentang kemungkinan fiskal luar negeri dihapus. Waktu itu saya sangat pesimistis, mengingat pajak fiskal luar negeri adalah sumber pendapatan utama bagi para petugas pajak di bandara (dimana beberapa tahun lalu, negara dirugikan 1 juta penumpang, yang setara dengan 1 juta x 1 juta = 1 triliun rupiah).

Namun, seperti kita semua sudah tahu, mulai bulan Januari 2009 ini berlaku ketentuan baru mengenai fiskal luar negeri, yang berkaitan erat dengan kepemilikan NPWP. Wajib pajak yang memiliki NPWP akan dibebaskan dari pajak fiskal luar negeri. Sedangkan untuk yang tidak memiliki? Cukup bayar 2,5 juta saja.

Awalnya saya pesimistif mengenai aturan baru ini. Saya mengira prosedurnya akan rumit dan butuh waktu lama. Apalagi sempat beredar e-mail belakangan ini yang isinya menceritakan pengalaman seseorang yang kartu NPWP-nya, yang dibuatkan perusahaan, dianggap tidak berlaku dan tidak bisa dipakai untuk bebas fiskal.

Tapi pada kenyataannya, ternyata prosedurnya cukup mudah dan cepat, walau belum sepraktis yang dibayangkan. Kita masih harus membawa foto kopi NPWP, paspor, dan KK (jika bepergian bersama keluarga), meski kartu NPWP sebenarnya sudah berupa magnetic card yang bisa digesek, seperti kartu ATM atau kartu kredit.

Jika kita lupa membawa fotokopi dokumen tersebut, siap-siap untuk mengeluarkan uang 5000 rupiah per lembar untuk fotokopi (dari kios fotokopi swasta), yang mau tidak mau dibayar, daripada harus membayar dua setengah juta itu.

Cerita tentang seseorang yang NPWP-nya ditolak itupun ternyata karena NPWP-nya baru dibuat sehari sebelumnya, sehingga belum terdaftar di komputer di bandara.


NPWP saya, daftar di mobil pajak

Saya harus mengakui bahwa langkah ini tepat. Banyak sekali wajib pajak baru yang muncul entah dari mana, yang sebelumnya tidak diperhitungkan dalam sumber pendapatan negara. Meskipun, saya yakin, motif tunggal dari orang-orang pendaftar NPWP tersebut adalah orang-orang yang ingin bepergian ke luar negeri tanpa membayar fiskal. Sesuatu yang cukup aneh kalau dipikir-pikir (apalagi jika dilihat dari sudut pandang warga negara lain).

Fiskal luar negeri memang sudah obsolete. Tidak relevan dan mempersempit wawasan warga negara karena jarang atau malah tidak pernah ke luar negeri, sehingga tidak bisa membandingkan keadaan kota atau negerinya dengan dunia luar. Dan terutama, karena tidak bisa belajar dari negara lain. Jika dilihat dari segi pariwisata pun demikian. Saya harap, jika benar tahun 2011 nanti fiskal luar negeri sudah dihapus sama sekali, pariwisata lokal pun berbenah dan memperbaiki kualitas agar bisa bersaing dengan pariwisata luar negeri, khususnya objek-objek wisata di negara-negara tetangga.

Saya pribadi masih bertanya-tanya, apakah saat ini ada orang yang betul-betul tidak mempunyai NPWP, lantas membayar fiskal luar negeri sebesar dua setengah juta rupiah. Jumlah yang sangat absurd yang dibayar seseorang untuk sesuatu yang di negara lain tidak eksis.

Maka, mari buat NPWP yang lagi happening ini.. dan jangan lupa buat SPT-nya juga.

Friday, January 9, 2009

Uang Pecahan Dua Ribuan

Waktu dua tahun yang lalu saya berkunjung ke Singapura, saya agak kaget karena ternyata Singapura sudah tidak mempunyai lagi uang kertas pecahan satu dollar. Padahal nilainya cukup tinggi, yaitu (waktu itu) 6000an rupiah. Pecahan kertas terendah adalah dua dollar. Berarti setara dengan 12000an rupiah.

Bandingkan dengan Indonesia yang masih bertahan pada pecahan terendah 1000 rupiah. Menurut saya, idealnya, untuk naik bus kota kita hanya perlu membayar dengan uang logam. Sedangkan saat ini tarif bus kota adalah 2500 rupiah. Perlu dua lembar uang kertas dan sebuah uang logam.

Menurut saya sudah waktunya kita mempunyai uang pecahan 2000 dan melogamkan pecahan 1000. Berdasarkan berita ini, seharusnya uang pecahan 2000 itu sudah dicetak akhir tahun lalu dengan gambar Pangeran Antasari.

Inflasi sudah sedemikian besarnya sehingga 1000 rupiah menjadi semakin kecil dan kurang bisa dipakai untuk beli apa-apa. Jadi, mari kita tunggu kehadiran pecahan 2000 baru yang akan membuat hidup sedikit lebih nyaman.

Saturday, January 3, 2009

I miss CNJ Radio...



It has been four months since CNJ Radio 99.9 FM Jakarta was on the air. You can see the news here. I miss driving my car at night, listening to that radio station. I would lower my window, the wind blows against my hair, and sweet piano tunes flows from the speaker..

I miss that classical, news, and jazz. Especially the last one. Every now and then, I tried to tune in to the channel, hoping that CNJ would be back. But what I got, was always that Ninetyniners radio that play Top 40 music. Is that necessary? Another Top 40 station?

So now I always brought my iPod shuffle when in car, because other radio stations are having just to much commercial. But I tune in to Trax FM in the morning for that hilarious Melanie Ricardo's show and in the afternoon, my long time favorite radio, Prambors (still miss that Irfan & Angga's show). But today's Prambors is not like the old one. It's becoming more and more similar to any other Top 40 stations.

But at night, other radio stations are just to loud for me and I need something classical or jazz-ical(?) So, hopefully there will be another jazz radio in town.